Rahmi Ekawati, S.H*: COVID-19 Meningkat, Ekonomi Melesat

Opini573 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu negeri percobaan untuk eksekutor new normal. Bukan hal biasa, tapi perkara besar yang harus disukseskan untuk melindungi negeri.

Namun, hipotesa ini berujung pra gagal akibat dari output manusia yang tak terkendali keluar dari sarangnya untuk merasakan kembali dunia social yang sekian lama jadi kerinduan terpendam. Akhirnya, protokol kesehatan memadai namun angka corona tetap melonjak jauh tak terkendali.

Kasus baru Covid-19 seperti dilansir Kompas.com tembus di atas seribu per hari. Pada Sabtu (20/6/2020) pemerintah mencatat ada penambahan 1.226 kasus berdasarkan data yang dihimpun dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 45.029. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebut masih tingginya kasus baru Covid-19 karena pelacakan yang dilakukan secara agresif.

Yuri menyebut, orang yang ditemukan lewat hasil pelacakan itu kemudian dites spesimennya menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

“Dan mendapatkan hasil signifikan positif. Ini upaya kita untuk menjawab bahwa pemeriksaan harus masif berbasis dari data kontak tracing yang dilaksanakan secara agresif,” kata dia.

Sebagaimana dilansir  CNN Indonesia,  pemberlakuan new normal atau kenormalan baru selama pandemi virus corona yang direncanakan pemerintah dinilai belum tepat. Sebab Indonesia masih belum aman dari penyebaran Covid-19.

Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dr. Iwan Ariawan menyampaikan, dengan jumlah kasus yang masih terbilang tinggi maka penerapan new normal beresiko tinggi terhadap makin masifnya penyebaran virus corona.

Sepakat dengan hal itu, Iwan menambahkan, pemerintah seharusnya memikirkan kesehatan masyarakat terlebih dulu ketimbang ekonomi.

“Kesehatan harus aman dulu baru ekonomi bisa tumbuh. Pedomannya itu harus aman dan produktif, jangan terbalik produktif dulu baru nanti aman,” ucapnya.

Jika kita lihat perkembangan kasus dan tes covid-19, maka akan ditemukan berbagai hal unik dibicarakan. Disaat new normal diberlakukan tes kesehatan dipermasalahkan agresif. Padahal lebih agresif penerapan new normal dengan alasan rakyat butuh makan.

Perekonomian menjadi nomor satu yang paling penting di suatu negara. Namun, tak menjadi alasan membunuh ribuan orang hanya perkara ekonomi yang harus ditunaikan. Negeri ini harus bangkit melihat, mulai mendengar kata hati rakyat agar tak keliru mengambil kebijakan.

Alasan perekonomian dan angka jiwa yang terdeteksi covid-19 tak sebanding dengan ekonomi yang didapatkan. Karena hal ini bagai tambal sulam saja. Ekonomi melesat jauh, kasus corona semakin meningkat pula. Alasan yang konkret karena Indonesia butuh tenaga kerja asing yang memadai dan pertukaran barang ataupun jasa tetap harus tersalurkan. Perekonomian kapital tak pernah lepas dari keuntungan penguasa dan asing yang menguasai perekonomian Indonesia. Lalu, hal ini tak menjadi alasan untuk memberlakukan new normal yang tak seharusnya ada.

Karena hanya menyengsarakan rakyat dan menimbulkan kekacauan negeri di berbagi sektor yang diberlakukan. Adalah menjadi tanggung jawab negara untuk mencari jalan keluar bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak pembatasan selama masa karantina.

Semestinya, kemunduran ekonomi yang dialami oleh ekonomi raksasa yaitu para kapital tak mendorong pemerintah memberlakukan new normal dengan resiko mengorbankan keselamatan jiwa masyarakat luas.

Islam memandang Covid-19 adalah wabah yang harus diselesaikan dengan satu komando pemimpin.

Tidak menerapakan kebijakan tumpang tindih di berbagai wilayah yang akhirnya menimbulkan zona yang tak aman. Sistem ekonomi Islam mampu menetralisir kejadian yang darurat seperti virus yang melanda negeri.

Dengan menyalurkan berbagai bantuan kepada seluruh masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai. Hal itu diberlakukan tidak hanya adanya bencana yang terjadi, tetapi dirasakan setiap saat oleh masyarakat dalam negara Islam.

Sehingga dibutuhkan penerapan sistem Islam secara menyeluruh untuk menyelesaikan bencana negeri ini. Agar tak menjadi kejahatan terstruktur secara sistemik yang akan memunculkan berbagai permasalahan baru.[]

*Mahasiswi

Comment