Foto/Nicholas/radarindonesianews.com |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Di persimpangan gang jalan talang bilangan Menteng Jakarta Pusat pada hari kamis (5/4) 2018 malam, nampak didirikan panggung beralaskan karpet sederhana diselimuti tenda serta dijajarkan beberapa deret bangku. Tepatnya, ‘Ikon gerakan’ Majelis Gerakan Masyarakat Gotong Royong (GEMA GONG) Pancasila merayakan Ulang Tahun ke-3 secara sederhana di gang pemukiman warga berlokasi tepian sungai yang mengalir di belakang RSCM, Jakarta Pusat. Jakarta
Acara harlah GEMA GONG Pancasila kemarin dimulai pukul 19.45 wib malam, mengusung tema,”Kita Bela Pancasila & Kita Aplikasikan Dalam Kehidupan Sehari hari Berbangsa dan Negara,” dengan dihadiri oleh Kanjeng Sinuhun Resi Adi Karyo, Putri Keraton Mamuju Sulbar, belasan orang perwakilan ormas Forkabi (Forum Komunikasi Masyarakat Betawi), perwakilan Polsek Menteng Kompol Santoso, kalangan profesi baik guru,seniman, serta warga sekitar dan mahasiswa.
Diawali proses keberlangsungan acara dengan pembacaan doa, kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila oleh Sdr. Pieter, aktivis muda dari putera Maluku, dan kemudian disusul pembacaan teks Soempah Pemuda yang dipimpin oleh
Agan, perwakilan mahasiswa.
Ketua panitia, Daud Martin mengutarakan rasa apresiasi atas diberlangsungkan acara HUT Gema Gong Pancasila di depan gang tempatnya bertempat tinggal itu, yang kemudian ditambahkan sebelumnya saat pembukaan diawali pembacaan Doa oleh Habib Zain Kini juga sampaikan di
HUT Gema Gong Pancasila kini telah ada Laskar Palapa.
“Mudah mudahan kedepan dimulai dari acara ini tetap satu dan tidak terpecah belah , seperti ‘Sakera’ (Satukan Kedaulatan Rakyat Nusantara),” imbuh Habib Zain singkat.
Selanjutnya, pimpinan Majelis Gema Going Pancasila, Wardi Jien S.H menyampaikan bahwa ikon gerakan ini berkomitmen mengawal dan menjaga nilai sakral Pancasila.”Harapannya supaya rakyat bisa mengenal Pancasila secara utuh, ditambah siap berjuang dalam suasana gotong royong dalam mewujudkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Wardi berharap agar bangsa ini mampu mencintai bangsanya, tidak ada lagi yang menjadi ISIS, Teroris ataupun paham Komunis.”Selain itu, mesti melawan segala bentuk ancaman dari Narkoba, Korupsi terhadap generasi bangsa, dan juga menanamkan nilai nilai luhur Pancasila,” jelasnya.
Sambungnya mengatakan bentuk peduli saat ini Indonesia sedang dalam masalah besar, dimana ‘badai moral’ sudah melanda Republik kita.”Baik di level para pejabat tersandera dalam kasus-kasus, baik korupsi, menerima suap, yang mana merugikan masyarakat Indonesia pada umumnya,”
paparnya.
Ciri ciri kepribadian, tukas Wardi ialah dari bermoral, bukan dari pakaiannya, bukan dari keseringan ke tempat ibadah, seperti ke Masjid, atau ke Gereja.
“Mungkin bila tidak dipikirkan buat bangsa, bisa saja akan terjadi apa yang sempat diutarakan oleh Prabowo dan yang sepemikiran dengannya bahwa negara Indonesia akan hancur pada tahun 2030 nanti,” tuturnya.
Semisalnya, dirinya mencontohkan seperti di masa lalu sejarah telah mencatat, runtuhnya kerajaan Sriwijaya, kerajaan Majapahit yang pernah jaya di belahan bumi Indonesia tercinta kita ini.
“Kalau kata kata tidak mampu menyatukan maka akan keblinger nantinya. Maka itu jika mau bersatu dibutuhkan lima (5) poin utama yakni, kemauan, sejarah, hukum adat, bahasa, kepanduan, dan pendidikan,” imbuhnya.
Senada dengan Pimpinan Majelis Gema Gong Pancasila, Kanjeng Sinuhun Resi Adi Karyo yang turut hadirpun menyampaikan sinyalemen kondisi saat ini perlu diwaspadai, baik tingkat nasional maupun lokal.
“Diharap Gema Gong Pancasila dapat turut serta mengambil andil dalam marwah ini.”Ini tidak main main, kita berjuang memikirkan bangsa, memikirkan rakyat,” ujar Kanjeng Resi.
“Perbaikilah kualitas hubungan antar manusia,antar alam, dan dengan Tuhannya,” pungkasnya.[Nicholas]
Comment