Desi Wulan Sari, S.E, M.Si*: Ramadan Special Edition, Nikmat Hikmah Tak Terkira

Opini589 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARYA – Covid 19 bukan penghalang keceriaan ramadan kali ini. Walau tak juga di pungkiri suasana kali ini terasa jauh berbeda dengan ramadan sebelumnya. Aktifitas ibadah yang banyak dilakukan di luar sudah dibatasi dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Walaupun demikian umat muslim Indonesia tetap menyambut datangnya ramadan dengan penuh suka cita. Karena tak ada satu umat muslim pun yang ingin meninggalkan syariat Islam ini walau dalam kondisi apapun.

Dibarengi dengan WFH (work from home), SFH (School from home), menambah keseruan ramadan di rumah bersama keluarga. Berkumpul dengan keluarga tercinta menjadi monen penting di bulan suci ini.

Ramadan dengan aktifitas penuh di rumah dapat kita ciptakan sedemikian hangat agar seluruh anggota keluarga merasa nyaman dan mampu meraih amalan-amalan dengan khidmat. Khususnya amalan “bonus” di sepuluh hari akhir ramadan, berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Covid-19 sebagai wabah, tetap harus dipandang sebagai ketetapan Allah yang mesti diterima manusia. Karena tidak ada satupun di dunia ini bisa terjadi tanpa seijin dari-Nya. Syariat telah mengajarkan manusia bagaimana mengatasi wabah tho’un dengan langkah-langkah yang diajarkan Rasul saw dengan tepat dan cepat.

Covid-19 bukan halangan untuk beribadah justru momentum meningkatkan ibadah kepada Allah. Hanya saja karena ada kondisi khusus, maka kebiasaan yang dilakukan dalam ibadah Ramadan juga perlu diadaptasi dengan kekhususan itu

Sebagai perenungan wabah Covid-19, menyadarkan kita semua pada keabsolutan kekuasaan Allah Swt. Semua makhluk berada dalam genggaman-Nya dan tadbir-Nya. Tidak ada satu pun makhluk/manusia yang bisa melawan takdir dan ketentuan Nya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am [6] ayat 17 dan 18.

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (17) Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (18).” (QS. Al-An’am [6]: 17-18).

Maka ramadan kali ini sangat istinewa atau dengan kata lain ramadan special edition bagi umat muslim dunia, juga di indonesia. Sebagai wadah peningkatan keimanan Allah menguji manusia dengan peristiwa, khususnya yang terjadi dalam kehidupan ini, bahwa setiap kejadian selalu terkait dan harus selalu dikaitkan dengan perilaku manusia. Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri, pasti ada sebab dan musababnya.

Allah Swt berfirman dalam QS Ar Ruum (30) ayat 41:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [30]: 41).

Umat muslim harus yakin bahwa ujian itu adalah kepastian, untuk menguji kadar iman dan kualitas iman seorang muslim. Saat umat muslim ridho terhadap ketentuan Allah tersebut akan mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah . Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ , الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ . أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS: Al-Baqarah: 155-157).

Dalam situasi special edition seperti ini, Walaupun umat muslim yang taat pada syariat mengerti dan memahami langkah-langkah pencegahan wabah tho’un, tetap saja negaralah yang wajib melindungi dan mengurus rakyatnya dalam nengatasi wabah ini.

Jika ramadan kali ini umat muslim beraktifitas fokus ibadah dalam rumah, maka kewajiban negaralah yang menjamin kebutuhan umat saat pembatasan aktifitas dan ibadah ramadan tidak lagi dilakukan di luar rumah.

Sudahkah terwujud? Mampukah terwujud dengan sistem yang ada seperti Kapitalis, sekuleris dan liberalis saat ini? Maka renungkan dan ambil hikmahnya, sejatinya hanya satu sistemlah yang mampu mewujudkan ramadan di special edition ini dengan penuh keberkahan, keceriaan, tanpa khawatir tak terpenuhi segala kebutuhan sandang, pangan dan papannya.  Wallahu a’lam bishawab.[]

 

* Revowriter Bogor

Comment