Cebiana Nur Andini*: Medis Dalam Asa Renjana Langit (Sebuah puisi)

Sastra264 Views

RanahNya dicengkram tirani bertangan besi

Wajah tak menampakkan kebengisan
Namun jiwa menyiratkan lalim yang menyakiti diri

Mereka berpeluh lelah
Menangis air mata darah
Duka tiada tara

RanahNya dicengkram tirani di atas anjungan ibu suri
Menciptakan delusi yang tiada henti
Merusak tatanan romansa suci
Menghiba diri menyibak asa dalam bingkai Ilahi

Berselimut hijab plastik menutup pori
Bernapas melalui celah pengap sukar menghirup udara

Keringat menetes membasahi seluruh jasad
Kulit kepala pun tak luput dari gatalnya lembab

Bicara dibungkam diborgol rapat
Sedangkan selamat tak jua didapat
Maut mengintai menjemput tiap saat
Namun ditolak rakyat karena tak paham syari’at

Jujurmu menjadi renjana para penyair di tengah malam
Namun karam di tengah hujan
Hingga bingarnya kasak kusuk kematian tak lagi utama
Hanya syahid pelipur lara untuk mereka yang terbalut kain derita.[]

*Anggota AMK

Comment