Neno Salsabillah*: Wabah Covid-19 Dan Ancaman Krisis Global, Islam Sebagai Solusi

Opini725 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Dampak virus corona yang menjadi wabah dan pandemi dunia diperkirakan akan berimbas cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memproyeksi, ekonomi Indonesia berpotensi kehilangan Rp 127 triliun seiring dengan prospek pertumbuhan yang kian tertekan.

International Monetary Fund ( IMF) juga menyebut pandemi corona telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan global. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, “Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan,” (kompas.com).

Pandemi Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China kini sudah mewabah ke berbagai negara seperti Iran, Itali, Spanyol, Amerika Srikat, Swiss, Korea Selatan, Singapura dan salah satunya negara kita Indonesia. Dilansir dari South China Morning Post (13/Maret/2020) asal pertama munculnya virus Corona atau COVID-19 ternyata terjadi pada 17 November 2019. Laporan tersebut berdasarkan berdasarkan wawancara whistleblower dari komunitas medis, data medis, riset, dan pemetaan kasus.

Negara-negara maju yang terpapar Covid-19 terus dibayangi keterpurukan akibat virus Corona jenis baru ini. Akibatnya bukan hanya terpapar tapi juga ratusan bahkan ribuan warga meregang nyawa akibat virus yang dijadikan pandemic global oleh WHO ini.
Italia, Spanyol, dan Jerman melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dan jumlah kematian. Terctatat korban meninggal dunia akibat virus ini telah melampaui 5.000 di Eropa.

Sementara itu, di Prancis, jumlah orang yang terpapar Corona hingga Sabtu tercatat sebanyak 12.612 kasus. Pejabat tinggi kesehatan Prancis Jerome Salomon mengatakan, 450 orang meninggal akibat virus.

Amerika Serikat (AS) juga memiliki jumlah kasus siginifikan dalam angka kematian dan kasus-kasus positif di seluruh negara bagiannya. Hingga Sabtu (21/3), AS mencatat 22.738 kasus positif infeksi Covid-19, sementara 288 orang meninggal dunia akibat virus.

Indonesia sendiri hingga Selasa 31 Maret 2020  jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia ada 1.528 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 136 orang, dengan jumlah yang sembuh 81 orang.

“Kasus kematian ini adalah dari penderita konfirmasi positif covid-19 ,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan persnya, di gedung BNPB, Jakarta, Selasa (31/3) petang.(CNN Indonesia).

Indonesia dan juga negara-negara maju akhirnya memberlakukan kebijkan masing-masing untuk mencegah penyebaran virus. Banyak negara yang melakukan lockdown, menutup sekolah, universitas, membatasi perjalanan luar negeri, hingga memberlakukan jam malam.

Sejumlah negara juga mengerahkan militer guna memperingatkan warganya untuk terus berada di dalam rumah, kecuali hal-hal mendesak dan soal membeli kebutuhan pangan. Banyak negara meminta penduduknya untuk menjaga jarak sosial, berdiam di rumah jika tidak ada kepentingan apapun, dan menangguhkan acara-acara besar demi menurunkan kurva penularan virus.

Begitupun dengan Indonesia, pemerintah berupaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Tapi sayangnya penanganan pemerintah dinilai lambat. Solusi yang diberikan tidak dapat menghambat lajunya penyebaran covid. Arahan untuk lockdown selalu ditolak, alasannya karena akan mempengaruhi ekonomi Indonesia.

Apalagi jika Jakarta di-lockdown maka ekonomi Indonesia akan mandeg. Mengapa? Karena 70% pergerakan uang secara nasional berada di Jakarta. “Indonesia bisa karena lockdown di Jakarta,” menurut peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance(Indef) Bima Yudhistira.
Kini Covid-19 terus meluas ke berbagai daerah di Indonesia dan juga negara-negara maju lainnya.

Direktur IMF Georgieva menuturkan, adanya krisis membuat negara-negara anggota IMF mengambil beragam tindakan luar biasa untuk menyelamatkan nyawa penduduknya sekaligus melindungi kegiatan ekonomi.
Hanya saja tindakan itu tidak cukup. Butuh lebih banyak stimulus dalam memperkuat pemulihan pada tahun 2021 yang akan datang.

“Prioritas harus diberikan pada dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga dan bisnis yang rentan. Dilakukan untuk mempercepat dan memperkuat pemulihan pada tahun 2021,” sebut Georgieva.

Utamanya krisis akan lebih terasa pasar negara berkembang dan negara berkembangnya sendiri ketimbang negara maju, terutama negara berpenghasilan rendah. Negara-negara itu akan sangat terpukul oleh kombinasi dari krisis kesehatan, banyaknya aliran modal asing yang keluar tiba-tiba, dan penurunan tajam dalam harga komoditas.

Sebelumnya diberitakan, untuk membantu krisis, IMF siap mengucurkan dana dengan alokasi 1 triliun dollar AS untuk mendukung negara-negara anggotanya melawan virus corona (Covid-19).

Hal ini termasuk dalam kebijakan kuat dan terkoordinasi di tingkat multilateral yang disinyalir merupakan salah satu kunci menyelesaikan krisis global secara efektif.

Krisis ekonomi global bukanlah saat ini saja terjadi. Krisis tersebut berlangsung secara periodic. Dulu selangnya cukup panjang, bisa lebih dari 20 tahun sekali. Tapi kini selangnhya kian pendek. Perhatikan krisis terjadi 1998, kemudian 2008, dan kini 2020.

Inilah konsekuensi logis dalam krisis ekonomi global yang terus berulang ketika sistem yang diterapkan adalah sistem ekonomi kapitalis di seluruh dunia. Selama sistem ini masih digunakan maka krisis akan terus berulang. karena sejatiny sistem kapitalis sudah cacat dan cacat ini akan terus terpelihara.

Maka jelas satu-satunya jalan terhindar dari krisis demi krisis adalah meninggalkan sistem ekonomi kapitalis dan menerapkan sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam mampu menghentikan krisis ekonomi global dan sistemik dengan memberikan jaminan kesejahteraan bagi umat manusia. Di antara prinsip dan paradigma ekonomi yang akan dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah:

Menjalankan Politik Ekonomi  Islam

Tujuannya  untuk memberikan jaminan pemenuhan pokok setiap warga negara (Muslim dan non-Muslim) sekaligus mendorong mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier sesuai dengan kadar individu bersangkutan yang hidup dalam masyarakat tertentu.

Mengakhiri dominasi dolar dengan sistem moneter berbasis dinar dan dirham.

Selama ini mata uang dolar sering dijadikan alat oleh Amerika Serikat untuk mempermain-kan ekonomi dan moneter suatu negara. Bahkan Amerika sebagai pencetak dolar bisa dengan mudahnya membeli barang-barang dari negara-negara berkembang dengan dolar yang mereka miliki.

Dinar-dirham memiliki keunggulan di antaranya:

1) Dinar-dirham merupakan alat tukar yang adil bagi semua pihak, terukur dan stabil. Dalam perjalanan sejarah penerapannya, dinar-dirham sudah terbukti sebagai mata uang yang nilainya stabil karena didukung oleh nilai intrinsiknya.

2) Tiap mata uang emas yang dipergunakan di dunia ditentukan dengan standar emas. Ini akan memudahkan arus barang, uang dan orang sehingga hilanglah problem kelangkaan mata uang kuat (hard currency) serta dominasinya.

Tidak akan mentolerir berkembang sektor non-riil atau sektor moneter yang menjadikan uang sebagai komoditas.
Sektor ini, selain diharamkan karena mengandung unsur riba dan judi, juga menyebabkan sektor riil tidak bisa berjalan secara optimal. Ketika sektor ini ditutup atau dihentikan maka semua uang akan bergerak di sektor riil sehingga roda ekonomi akan berputar secara optimal.

Membenahi sistem pemilikan sesuai dengan syariah Islam.

Sistem ekonomi kapitalis, dengan konsep kebebasan kepemilikan, telah mengakibatkan terjadinya monopili terhadap barang dan jasa yang seharusnya milik bersama sehingga terjadi kesenjangan yang luar biasa. Sebaliknya, dalam sistem ekonomi Islam dikenal tiga jenis kepemilikan: kepemilkan pribadi; kepemilikan umum dan kepemilikan negara.

Mengelola Dumber Daya Alam secara adil.

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan faktor penting bagi kehidupan umat manusia, yang saat ini dikuasai oleh negara-negara penjajah baik secara langsung maupun melalui korporasi-korporasi mereka. Karena itu untuk mengembalikan kedaulatan umat atas kekayaan SDA yang mereka miliki harus ditempuh dengan menegakkan kembali ekonomi islam.

Inilah sistem ekonomi Islam, sebuah sistem ekonomi yang khas. Sistem yang lahir dari sebuah konsep ilahiyah dengan karakter yang khas pula.

Hanya sistem ekonomi islam yang dapat mensejahterahkan umat. Selain memakmurkan ekonomi di dunia, in syaa Allah juga mendapatkan ganjaran kebaikan di akhirat kelak. Wallahualam.[]

*Pebisnis dan anggota Revowriter

Comment