Mamik Laila*: Jalan Satu-Satunya, Lockdown Nasional

Opini609 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Di tengah wabah covid-19 yang melanda Indonesia sekarang. Indonesia masih menyerukan sosial distance, psysikal distance, memberi obat-obatan entah obat malaria atau apa, rapid test, pemberian masker dll.

Di beberapa daerahpun mengambil kebijakan sendiri-sendiri, ada yang menyerukan lockdown namun pada faktanya tidak benar-benar lockdown.

Korban covid-19 mulai bertambah dan bertambah. Terakhir pada 24 Maret 2020, tercatat 686 kasus, 55 meninggal, 30 sembuh (m.cnnindonesia.com/24/3/2020). Penyebaran yang begitu massif ini membuat Indonesia dan sebagian negara yang saat ini juga diserang virus corona terus berupaya untuk melakukan penanggulangannya.

Di China Wuhan, pemerintahnya menerapkan lockdown pada tanggal 23 Januari 2020, semua transportasi umum, bus, kereta, penerbangan hingga perjalanan kapal feri dihentikan semua. Penduduk Wuhan dilarang keluar kawasan. Menutup perusahaan dan sekolah. Dengan lockdown dan sederat upaya lain, tingkat peningkatan dan jumlah infeksi virus Corona menurun drastis.

Di Inggris, pertanggal 23/3/2020 melalui perdana menterinya mengumumkan lockdown selama tiga pekan untuk melawan penyebaran virus Corona. Perintah itu akhirnya dimunculkan karena geram melihat penduduk setempat seolah mengabaikan anjuran sosial distance (menjaga jarak).

Pemerintah melarang pertokoan sampai perpustakaan dibuka termasuk tempat ibadah, penyelenggaraan resepsi pernikahan dll (m.cnnindonesia.com/24/3/2020).

Di samping itu negara-negara lain pun akhirnya mengambil kebijakan lockdown, yaitu Italia, Denmark, Spanyol, Prancis dan Malaysia.

Islam sudah memiliki penangan wabah menular, jauh sebelum negara-negara di atas memberlakukan lockdown. Negara-negara tersebut sedikit terlambat menanggulangi wabah yang menyebar. Mereka seolah seolah memasang puzzle yang berantakan.

Pasang sana pasang sini untuk menemukan formula yang tepat dalam mengatasi wabah covid-19 ini. Meski akhirnya lockdown menjadi pasangan puzzle yang paling tepat.

Kejadian wabah pernah terjadi pada zaman Rosulullah. Terjadi Tho’un di suatu negeri.
Rasulullah bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

Rosulullah sudah memberi kebijakan lockdown. Rosulpun memberi kabar gembira pada orang-orang mukmin apabila terkena wabah maka matinya mati syahid. Sebagaimana riwayat ini. Rasulullah SAW bersabda :

عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها قالت : سألتُ رسولَ اللهِ ﷺ عن الطاعونِ ، فأخبَرَني رسولُ اللهِ ﷺ: أنَّه كان عَذابًا يَبعَثُه اللهُ على مَنيَشاءُ، فجعَلَه رَحمةً للمُؤمِنينَ، فليس مِن رَجُلٍ يَقَعَ الطاعونُ فيَمكُثُ في بَيتِه صابرًا مُحتَسِبًا يَعلَمُ أنَّه لا يُصيبُه إلّا ما كَتَبَ اللهُ له إلّا كان له مِثلُأجْرِ الشَّهيدِ.

“Diceritakan dari A’isyah r.a.: Saya bertanya kepada Nabi Muhammad saw tentang wabah tha’un . Beliau menjawab: “Sesungguhnya tha’un itu peringatan Allah bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan rahmat bagi orang-orang beriman. Tiada orang yang pada saat musim wabah tha’un melanda dan dia berdiam diri di rumah dengan sabar dan beribadah kepada Allah, meyakini bahwa dia tidak akan terkena suatu bencana kecuali atas takdir Allah atas dirinya, maka dia akan dicatat mendapatkan pahala orang syahid”

Islam Solusi Permasalahan Hidup Manusia.

Sudah kita ketahui sendiri bahwa menyusun puzzle penanggulangan covid-19 berakhir pada lockdown yang pada faktanya lockdown ini telah nyata ada pada ajaran Islam. Islam memiliki aturan hidup yang komprehensif.

Aturan yang mencakup seluruh hubungan, hubungan manusia dengan kholiqnya yang terimplementasi atas ketaatan hamba hanya beribadah kepada Allah SWT. Hubungan hamba dengan dirinya sendiri yang terimplementasi atas kemuliaan akhak yang muncul didirinya, manusia terlihat mulia tidak gegabah juga tidak ceroboh dalam memanfaatkan dirinya. Hubungan manusia dengan manusia lain, yang terimplementasi pada hubungan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, politik, pertahanan keamanan dll.

Dua hubungan di atas mampu dilakukan individu, namun hubungan terakhir atau hubungan manusia dengan manusia lain tidak bisa hanya dilakukan individu per individu. Ini membutuhkan suatu sistem yang tertata dengan baik.

Seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw kala memimpin Madinah. Hingga Islam bisa tersebar dan cahaya kemuliaan muncul diseantero jagad.

Inilah anjuran bahkan harusnya perintah yang dilakukan oleh manusia. Manusia harus memaksa dirinya untuk memahami Islam bukan hanya sekedar agama yang mengurusi dirinya dan Tuhannya.

Namun Islam adalah ideologi, cara pandang seseorang yang memancarkan aturan. Ideologi yang akan dijadikan sandaran dalam bertindak, bukan akal-akalan manusia yang terbukti lemah. Sudah saatnya akal manusia diajak untuk kembali memikirkan bahwa tidak ada yang pantas diambil sebagai solusi dalam persoalan-persoalan kehidupan kecuali hanya Islam.

Sudah saatnya firasat Rasulullah SAW akan datangnya khilafah ‘ala minhajin nubuwah terwujud. Dari Hudzaifah r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada.

Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.

Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.

Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430),.

Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))

Kurang apalagi?

Comment