Anhy Hamasah Al Mustanir*: Tiktok Aplikasi Unfaedah, Hapus!

Opini624 Views

RADARINDONESIANEWS.CO., JAKARTA – Mengepresikan diri lewat media sosial sedang memasuki puncak- puncaknya, tak tanggung- tanggung kaum milenial dan kaum tua bahkan berlomba-lomba untuk menirukan gaya yang diiringi oleh musik tertentu.

Tak ubahnya sebuah fenomena langka di era globalisasi yang makin luar biasa. Bahkan, hal tersebut dianggap sebagai bentuk penghilang stress dan kepenatan dalam menjalani aktivitas mereka sehari-hari.

Namun kemudian, tak bisa dipungkiri karena hampir semua kalangan tertarik menggunakan sarana tersebut, baik yang bekerja dilingkup pemerintahan, pengusaha, artis, mahasiswa dan pelajar, orang tua, bahkan mantan wakil Presiden Jusuf Kalla bersama cucunya juga pernah menggunakan sarana tersebut. Sarana apakah itu?

Sarana itu berbentuk aplikasi software yang telah diciptakan oleh seorang pria asal China yang bernama Zhang Yiming. Aplikasi tersebut diberinama “Tiktok”, aplikasi Tiktok ini dapat digunakan untuk mengunggah dan juga menonton video-video seperti lip sync, pranks, meme dan challenges. Adapun durasi video aplikasi ini sekitar 15 detik.

Konten yang kebanyakan diaplikasi ini adalah konten yang menampilkan orang sedang menari dengan iringan lagu pilihan sendiri.

Hingga November 2019 Tiktok telah diunduh 1,5 miliar kali. Dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif harian menjadikan Tiktok sebagai fenomena budaya remaja secara global, bahkan setara dengan YouTube dan Instagram.

Di Indonesia sendiri, aplikasi Tiktok menempati urutan ke-enam aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store dan Play Store.

Bahkan, pengguna di Indonesia menghabiskan waktu sekitar 39 menit dengan lebih dari 100 video yang ditonton, konten yang paling diminati yakni komedi, blog, dan kecantikan. (Tribunnews.com)

Itulah gambaran sekilas, tentang aplikasi fenomenal di era modern ini. Aplikasi yang sering melalaikan manusia dalam mengingat Tuhannya.

Aplikasi yang menghilangkan Marwah seseorang, khususnya kaum hawa. Berlenggak-lenggok tanpa malu demi kepuasan semata, niat menyenangkan diri dan menghilangkan stres tapi berunjug pada hilangnya rasa malu berganti dengan memalukan.

Bagaimana tidak, aplikasi ini sudah banyak memakan korban walaupun bukan korban fisik. Khususnya, kaum hawa yang berlabel Muslimah entah itu Muslimah karena keturunan ataupun Muslimah karena pilihannya. Semua sama saja, mereka mengaktualisasi diri tanpa batas dan rasa malu walau hanya sedikit.

Coba dipahami, tatkala membuat video bergoyang dengan berbagai gaya dan diiringi oleh musik setelah itu diupload di media sosial sehingga semua orang pun bisa melihatnya. Berapa banyak pasang mata yang telah melihat adegan goyangan itu. Tak bisa terhitung lagi! Berapa banyak dosa investasi atau jariyah yang telah diberikan kepada orang lain? Apalagi jika yang melihat adalah kaum Adam. Bukankah Rasulullah pernah bersabda:
Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya. (HR. Al-Bukhari)

Oleh sebab itu, janganlah membuat orang lain berdosa hanya karena melihat kelakuan dari kalian para muslimah. Seharusnya, Muslimah sejati tak akan mengikuti tren yang tak sesuai dengan identitas dirinya.

Harga diri dan kehormatan adalah sebuah harga mati untuk seorang muslimah. Meski zaman yang menuntut ia melakukan hal tersebut namun ia pasti akan tetap konsisten dengan keyakinannya. Keyakinan bahwa Agamanya tak membolehkan ia melakukan hal seperti itu, sebagaimana hadits Rasulullah Saw:

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian. (HR. Muslim)

Selain itu, aplikasi Tiktok bisa membunuh waktu karena waktu yang berharga hilang sia-sia tanpa meninggalkan bekas(pahala). Padahal, Allah sudah mengingatkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-Ashr: 1-3).

Maka dari itu, mari berbenah diri dari sekarang memanfaatkan waktu untuk hal- hal positif.

Tengoklah, saudara kita di timur tengah sana khususnya di Palestina, mulai dari anak kecil, remaja dan bahkan orang tua tak sedikitpun meninggalkan sholat, mempelajari Alquran, menghapal dan mengamalkannya, dan bahkan melakukan jihad untuk menjaga Tanah Air mereka yang berusaha dirampas oleh zionis Israel.

Budayakanlah malu pada tempatnya, hal yang wajar kita malu ketika melihat orang lain bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan malu ketika menjadi tontonan khayalak ramai karena ulah joget- joget yang mengundang nafsu orang lain bangkit.

Oleh karena itu, putuskan hubungan dengan aplikasi yang tidak membawa manfaat sama sekali. Termasuk aplikasi Tiktok dan aplikasi permainan dan sejenisnya. Hapus! Aplikasi tersebut agar tak kecanduan untuk menggunakannya berulang- ulang kali.

Gunakanlah, waktu sebaik mungkin agar di akhir hidup tak menjadi sebuah penyesalan. Seberapa banyak orang di alam neraka meminta kepada Allah untuk di hidupkan kembali hanya untuk beramal Sholeh, sebagaimana Firman Allah SWT:

“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun. ( TQS. Fathir : 37 )[]

*Pemerhati Media

Comment