RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pernah mendengar orang yang suka mengatakan “Jangan ke Arab-araban lah, pakai istilah ana, antum, na’am, atau syukron pula. Kalau mau pakai bahasa Arab, mending langsung ke Arab sana aja.”?
Apakah yang mengatakan hal semacam itu hanyalah satu atau dua orang saja? Mengapa mereka bisa mengatakan hal semacam itu? Apakah mereka tidak menyadari bahwasanya belajar bahasa Arab ini amatlah penting dan mendesak?
Belajar bahasa Arab bukanlah sekedar mempelajari artinya saja, namun juga belajar makna yang terkandung di dalamnya. Bahkan belajar bahasa Arab juga harus mengerti tata letak penggunaannya.
Belajar bahasa Arab bukan pula untuk gaya-gaya’an agar dipandang orang. Atau lebih parahnya lagi hanya untuk menyombongkan diri dengan kemampuan memahami banyak bahasa.
Bahasa Indonesia yang dipakai di keseharian juga banyak yang mengadopsi bahasa Arab. Misalnya saja kata adil, adab, awal, akhir, mati, ahli, zaman, makhluk, dan masih banyak lagi.
Dengan demikian, jika diamati dengan teliti maka seharusnya tidak ada orang yang bisa mengelak bahwasanya bahasa Arab juga sering dipakai dalam komunikasi di kesehariannya.
Perlu disadari pula, sebagai kaum muslim dengan pedomannya yakni Al-Qur’an dan as-sunnah, maka haruslah ia mempelajari bahasa Arab lebih dalam lagi.
Karena bahasa Arab adalah bahasa utama yang dipakai dalam pedoman yang mereka pakai. Bahasa Arab juga merupakan bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas, dan paling banyak pengungkapan makna yang dapat menenangkan jiwa.
Dengan keagungan inilah maka Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” (QS. Yusuf [12]: 2)
Oleh karena itu, mempelajari bahasa Arab adalah hal yang penting dan mendesak karena saat ini kaum muslim tertinggal karena mereka tidak memahami apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan as-sunnah.
Dengan kemampuan bahasa Arab inilah kaum muslimin juga akan bisa menggali makna-makna yang tertulis di dalam kitab-kitab fikih, muamalah, teknologi dan kitab-kitab karya ulama terdahulu. Hampir semua kitab-kitab ini ditulis dengan bahasa Arab.
Dulu, kaum muslimin masih terorganisir dengan adanya Daulah Islam untuk belajar kitab-kitab tafsir keseluruh pelosok negeri. Daulah akan mengirimkan para cendekiawan untuk mengajarkan ilmunya kepada rakyat di seluruh negeri.
Bahkan Raja Eropa kala itu sempat mengirimkan putri kesayangannya agar belajar ilmu ke dalam wilayah Daulah Islam. Padahal ia tidak mengerti bahasa Arab, maka Kholifah yang menjabat akan segera mengirimkan musyrif (guru) kepada putri Raja tersebut.
Begitulah Islam yang sangat memperhatikan kesejahteraan dan kecerdasan umatnya agar mereka mampu menguasai ilmu dan menaklukkan dunia.
Jadi, kalau bukan sekarang, kapan lagi mulai belajar bahasa Arab? Segera ya. Sudah derajat penting dan mendesak nih.[]
*Anggota komunitas Lingkar Muslimah, Bali
Comment