RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – “Mama, mengapa mataku gelap?”
Gadis kecil kerap kali berkata seperti itu, sang mama segera memberitahu mengapa pandangan anaknya gelap selama diperjalanan.
“Masya Allah, adik lupa ya, kan adik pakai kaca mata hitam, jadi apa yang dilihat gelap, coba lepas saja kaca matanya, pasti terang lagi deh” ujar sang mama.
Segera gadis kecil mungil yang belum genap 3 tahun tersebut melepas kaca mata hitamnya.
Tak banyak bicara, ia hanya mengucapkan “Terima kasih mama…” muah…muah, senangnya bukan main, merasa matanya terang kembali sambil memeluk dan mencium mamanya.
Itulah kisah lucu seorang gadis kecil yang dituturkan sang mama kepadaku. Adakalanya gelap adalah sebuah nikmat luar biasa. Seperti gelapnya malam, akan menambah indahnya suasana langit dengan kelap kelip gemintang.
Bagi kaum nelayan, malam hari adalah hal yang ditunggu untuk berlayar mencari ikan. manusiapun menyambut malam, untuk istirahat dari lelahnya aktivitas full di siang hari.
Bagi orang beriman, gelap malam yang sunyi adalah suasana yang sangat indah untuk berkeluh kesah, bermunajat kepada Ilahi Robbi.
Namun ada kalanya gelap menjadi hal yang menakutkan, apa itu? Ada sebagian manusia, begitu takut menghadapi fase tua, karena menyadari bahwa fase tua penglihatan akan berkurang, rabun bahkan ada sampai yang tak bisa melihat apa-apa (buta).
Berbagai cara dilakukan untuk menjaga kesehatan matanya agar pandangan tak buta (gelap) melihat sesuatu.
Namun, tersadarkah diri kita, tanpa harus melalui fase tua, begitu banyak manusia yang berada dalam kegelapan hidup. Hidup tanpa petunjuk yang lurus, yang shohih yang mampu menyelamatkan jalan dunianya. Apa yang terjadi jika manusia tak memiliki petunjuk hidup yang menerangi kehidupannya ?
Tentu menjalankan segala aktivitas hanya mengedepankan perasaan, hawa nafsu hingga salah langkah, berakhir kefasadhan bersimbah dalam kubangan dosa.
Karenanya, bagi seorang muslim senantiasa memohon petunjuk agar terbebas dari gelapnya kehidupan. kita selalu membaca surah Al-Fatihah ayat yang berbunyi اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ “Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
Dalam pembukaan shalat malam Nabi SAW, beliau senantia membaca doa berikut:
اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Tunjukilah aku kepada kebenaran-kebenaran dengan izin Engkau, sesungguhnya Engkau menunjukkan siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus” [HR. Muslim].
Ketika manusia merasakan gelapnya pemikiran, maka Al-Qur’an adalah penuntun jalan. Manusia harus segera menyadari dirinya agar tidak terus berada dalam kesesatan.
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. (an-Nahl: 89)
Namun, jika diri manusia merasa tak membutuhkan petunjuk sang Ilahi sebagai penerang hidup, maka bersiaplah kemudhorotan akan dirasakan.
Pada hari ini, tentu menjadi sebuah pembelajaran berharga bagi manusia berakal, rusaknya tatanan kehidupan manusia karena enggan mengambil syariat Allah sebagai petunjuk hidup.
Dari masa ke masa, ada golongan manusia yang berada dalam kegelapan hidup hingga berakhir dalam kebinasaan. Sejatinya ini adalah sebuah pembelajaran bagi orang yang berakal dan berfikir.
1. Binasanya Kaum Sodom
Kaum Sodom yang hidup di masa Nabi Luth, memperaktikkan penyimpangan yang belum pernah dilakukan oleh kaum sebelumnya, yaitu terbiasa melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual). Allah mengazab kaum tersebut dengan menurunkan hujan batu hingga binasa.
2. Binasanya Raja Abrahah & Pengikutnya
Kesombongannya Raja Abrahah dengan ribuan pasukan bergajah, ingin menghancurkan ka’bah, diluluhlantakkan Allah dengan pasukan burung ababil menghujani mereka dengan batu kerikil yang berasal dari neraka. Binasa seketika.
3. Binasanya Kesombongan Fir’aun
Manusia sombong kerap kali mengaku dirinya adalah Tuhan.Tak bertahan lama ditenggelamkan Allah di lautan merah, hingga kini jasadnya diabadikan sebagai pelajaran
4. Binasanya Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama satu melenium lebih (950 tahun), namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu Allah mendatangkan banjir besar hingga menenggelamkan mereka.
5. Binasanya Kaum Ad
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa.
Akan sangat mudah bagi Allah, segala penyimpangan hidup dan kesombongan manusia enggan taat terhadap syariatNya akan dibinasakan. Teknologi secangkih apapun, ilmu sains sehebat apapun, uang sebanyak apapun, tak akan mampu menangkalnya.
Dengan kehendak Allah, bisa saja virus HIV atau Corona yang semakin menjalar kemana-mana, akan membinasakan manusia dalam sekejap. Astaghfirullah
Kisah gadis kecil diatas menjadi secuil ibroh, akankah kita manusia berterima kasih atau justru mempersekusinya, tatkala diingatkan oleh orang-orang beilmu, bahwa kegelapan hidup, hilang arah hingga muncul kemudharatan akibat melupakan petunjuk hidup manusia yaitu Al-Qur’an sebagai way of life?
Menjadi sadarkah tatkala banyak manusia berilmu kerap kali mengingatkannya? Wallahu’alam bishowwab.[]
*Muslimah Pelita Revowriter, Tangerang
Comment