Fatmala S.E*: Remember 1453 dan Reminder Bisyarah Nubuwwah

Opini732 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel (HR Ahmad).

Dengan adanya hadits yang memberikan kabar gembira tentang penaklukan konstantinopel yang akan membawa kaum muslim dalam kemuliaan, membuat Sultan Muhammad Al-Fatih membulatkan tekadnya untuk menaklukkan kota tersebut. Segala ide yang ia miliki disumbangkan, bahkan sebagain idenya dianggap sangat tidak masuk akal, yaitu menyebrangkan kapal-kapalnya yang lebih dari 70 buah kapal di atas bukit hanya dalam waktu satu malam. Jika dipikir dengan logikanya manusia itu adalah sesuatu hal yang sangat tidak masuk akal. Tetapi tekad Sultan Muhammad Al-Fatih yang begitu kuat sehingga membuatnya berhasil melakukannya hanya dalam waktu satu malam.

Menaklukkan Konstantinopel

Pertahanan yang sangat tangguh dari kerajaan Romawi membuat Muhammad Al-Fatih untuk berfikir keras mencari kelemahan-kelemahannya. Akhirnya Muhammad Al-Fatih menemukan ide yang dianggapnya salah satu cara untuk melewati pagar yang telah di pasang pasukan bizantium, yaitu dengan cara menggiring 70 lebih kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu.

Hal ini berhasil dilakukan hanya dalam waktu satu malam. Di pagi harinya, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak menyangka Muhammad Al-Fatih dan pasukannya mampu menyebrangkan kapalnya lewat jalur darat yang masih di tumbuhi pepohonan, hal tersebut sangat mustahil bagi mereka. Benteng sebagai simbol kekuatan Bizantium tersebut akhirnya diserang oleh pasukan yang tak takut dengan kematian. Akhirnya kerajaan yang telah berumur 11 abad itu jatuh ketangan kaum muslimin. Dalam Peperangan tersebut ada sekitar ribuan pasukan kaum muslim yang telah mati syahid.

Pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan dengan 29 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil memasuki kota Konstantinopel. Pada saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad Al-Fatih, sang Penakluk Konstantinopel. Setelah memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih turun dari kudanya lalu bersujud sebagai ucap syukur kepada Allah SWT. Kemudian ia menuju gereja Hagia Shopia dan memerintahkan untuk menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel pada saat itu dijadikan sebagai ibu kota pusat pemerintahan Ustmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam.

Tidak hanya sampai di penaklukan Konstantinopel, bahkan setelah itu rentetan strategi penaklukan dilakukan Sultan Muhammad Al-Fatih. Ia membawa pasukannya menaklukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia kecil, dll. Bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia. Namun, kematian telah menghalanginya untuk merealisasikan hal itu.

Kebenaran Bisyarah Nubuwwah

Peristiwa bersejarah ini merupakan kebenaran nubuwat Rasulullah SAW. Rasulullah telah mengucapkan kata-kata itu sejak lebih dari 800 tahun lamanya sebelum pembebasan Konstantinopel terjadi. Dan memang benar-benar ditaklukkan seperti yang kita ketahui sekarang. Rasulullah juga memberi kabar gembira bahwa pasukan yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pasukan, sedangkan panglimanya adalah sebaik-baik panglima. Dan sejarah memperlihatkan, ternyata sosok yang di maksud dalam hadis tersebut adalah Sultan Muhammad Al-Fatih.

Konstantinopel ditaklukkan dengan kerja keras yang sangat luar biasa. Sultan Muhammad Al-Fatih yang dikenal dengan keshalihannya, bahwa ia tidak pernah meninggalkan shalat tahajud dan sunnah rawatib sejak baliq hingga saat wafat. Bahkan kedekatannya kepada Allah ia tularkan kepada tentaranya.

Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-‘Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329).

Seharusnya bisyarah atau kabar gembira dari Rasulullah SAW merupakan spirit utama kaum muslimin untuk terus berjuang. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan tersebut menjadi pelecut motivasi kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji Rasulullah SAW itu pasti akan terjadi. Rasulullah tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.

Terkait dengan pembebasan kedua (penaklukan kota Roma), memang Rasulullah SAW tidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa yang akan menjadi aktornya seperti halnya pembebasan Konstantinopel. Akan tetapi, pembebasann Roma tidak akan terjadi kecuali umat Islam memiliki kekuatan yang sangat besar, yakni kekuatan yang bahkan melebihi kekuatan umat islam tatkala membebaskan konstantinopel. Kekuatan itu hanya akan terjadi ketika telah berdiri khilafah yang ditegakkan berdasarkan metode kenabian.

Dan bukan tugas kita untuk memastikan kapan itu akan terjadi, sebab itu merupakan hal yang gaib. Tugas umat Islam bukan menunggu. Tapi terus mempersiapkan diri agar bisa bergabung dengan orang-orang yang tengah memperjuangkannya, bila Allah mengizinkan mengalami fase tersebut. Wallahu a’lam bish shawab.[]

*Aktivis Dakwah dan Mahasiswa Pascasarjana Unismuh Makassar

Comment