Didi Diah, S.Kom*: Derita Uighur Adalah Derita Kaum Muslimin

Opini638 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA – Uighur adalah salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah, menuturkan bahasa Uighur dan memeluk agama Islam.

Selain Republik Rakyat Tiongkok, populasi suku ini juga tersebar di Kazakhstan, Kyrgystan dan Uzbekistan.
Suku Uighur terutama berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Xinjiang.

Selama empat tahun terakhir pemerintah Cina memberlakukan keamanan lebih ketat terhadap warga Xinjiang.

Tak hanya itu, seperti laporan BBC, sanksi hukum diterapkan untuk menekan identitas dan praktik keislaman.

Muslim Uighur yang tak pernah lepas dari tindak kedzaliman dan penyiksaan yang dilakukan pemerintah Cina. Dimulai dari antara lain melarang hijab, janggut panjang, pengajaran keagamaan untuk anak-anak, hingga melarang nama-nama Islam, pelarangan sholat Jum’at, lalu siksaan fisik yang dilakukan tentara Cina di kamp kamp pendidikan, lalu anak-anak dipisahkan dari orang tuanya, pernikahan paksa wanita muslim uighur dengan lelaki Cina, dan yang lebih menyakitkan adalah penculikan dan pemerkosaan wanita Uighur oleh tentara Cina.

Perlakuan ini terus berulang dilakukan dan seluruh dunia diam seribu bahasa.

Mengapa dunia tak bergeming dengan kondisi ini?. Jika kita telusuri jejak pemerintahan Cina terhadap kondisi eskalasi dunia, Cina melakukan piutang dagang kepada negara-negara yang membutuhkan kucuran dana sehat, maka dengan dalih kerja sama perdagangan, pemerintah Cina menawarkan bantuannya dengan sangat mudah.

Inilah yang menyebabkan negara negara penerima hutang pinjaman tak berkutik untuk menggertak kezaliman yang dilakukan pemerintah Cina kepada kaum muslim Uighur, salah satunya negara kita, Indonesia.

Kaum muslim sejatinya ibarat satu tubuh, bila satu bagian sakit, maka bagian yang lain ikut merasakan. Begitu pula kasus muslim Uighur, seharusnya dunia bergerak menolong serta melawan kezaliman yang terjadi secara nyata, bukan sekedar kunjungan, komunikasi dan diplomasi. Mereka tidak membutuhkan itu. Seharusnya derita yang mereka rasakan merupakan penderitaan kaum muslimin di selurug dunia.

Sudah saatnya umat yang saat ini terpecah kekuatannya bersatu menggalang kekuatan dibawah satu komando jihad dipimpin seorang pemimpin yang mencintai umatnya dengan kesholehan jiwa yang bisa membebaskan umat dari kesengsaraan dibawah kepemimpinan Islam yang Agung.

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)

*Praktisi Pendidikan

Comment