RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan…” Itulah kata-kata pembuka UUD 1945 yang selalu dijunjung tinggi negeri ini. Para pendahulu kita amat mengerti bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa ini merupakan rahmat dari Allah SWT.
Risalah yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW kepada seluruh umatnya mampu menginspirasi dan memotivasi para pejuang keerdekaan kala itu.
Islam menghapuskan penjajahan bahkan menjadikan wajib membela diri dan negeri ketika berada dalam kondisi terjajah oleh bangsa lain. Betapa Islam berperan penting dalam kemerdekaan bangsa Indonesia di masa lalu.
Maka, ironis sekali jika saat ini ada yang mempertanyakan peran Rasulullah SAW bagi bangsa ini. Bahkan membandingkannya dengan pribadi yang lain. Baik disengaja atau tidak, tentu saja narasi perbandingan dua pribadi ini menyakiti perasaan umat Islam.
Terlebih lagi ini bukan kali pertama “dia” menistakan Islam. Sebelumnya “dia” membandingkan adzan dengan kidung, konde dengan cadar, dan sekarang membandingkan Al Quran dengan pancasila serta Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.
Orang awam sekalipun tentu dapat mengetahui maksud dari pernyataan itu. Peserta diskusi saat itu seakan sengaja diarahkan agar menjawab Soekarnolah yang berperan dalam kemerdekaan bangsa ini bukan Nabi besar Muhammad SAW.
Pertanyaan yang sungguh tidak relevan, menghinakan dan melecehkan baginda Nabi. Para penista agama haruslah ditindak tegas oleh negara. Agar kejadian serupa tak terulang lagi. Namun faktanya negara justru gagal melindungi agama. Undang-undang penistaan agama yang ada ternyata tidak efektif menghentikan semua itu. Ditambah lagi penegakkan hukum seringkali tidak berlandaskan keadilan.
Pada kasus Ahok misalnya, hanya diganjar kurang dari dua tahun saja. Sungguh tak sebanding dengan penghinaanya terhadap ayat Al Quran. Sekulerisme yang dianut bangsa ini, menjadi akar permasalahan mengapa para penista agama itu terus saja bermunculan.
Jika saja masyarakat maupun pemerintah paham dengan baik bahwa harus ada perubahan yang sistemik dengan menempatkan Islam sebagai sumber dari seluruh aturan, niscaya para penista agama yang membenci Islam takkan dibiarkan terus berbuat demikian.
Hanya syariat Islamlah yang mampu menjaga kemuliaan Allah SWT. dan Rasul-Nya. Waallohua’lam.[]
*Penulis adalah seorang guru di Bandung
Comment