Sri Ariyati: Berjuang Di Luar Kotak Suara

Berita468 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Rabu, 27 Juni 2018 Pesta demokrasi dimulai, media online, media cetak baik surat kabar, majalah-majalah sampai ke mesjid-mesjid tak luput memberitakan, agar masyarakat yang sudah ber-KTP segera menuju ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), guna menentukan pilihannya, pasangan calon mana yang layak dipilih, untuk menduduki kursi wali kota untuk periode berikutnya.

Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah ajang bagi negara Demokrasi untuk memilih calon pemimpin rakyat dengan skema suara mayoritas itulah yang layak menjadi pemimpin. Besar harapan terjadinya perubahan dengan mengganti orang-orang yang duduk di kursi kepemimpinan, akan dapat merubah nasib hidup rakyat kedepannya.
Iming-iming perubahan, rakyat yang dikata belum cerdas politik ditawarkan, 5 menit untuk 5 tahun, ajakan ikut pesta politik diperkencang dengan jargon kampanye yang peduli akan rakyat. Walau akhirnya sering terlupa ketika sudah duduk di kursi empuk kepemimpinan, namun tetap saja ada sebagian yang tetap setia ikut memilih.
Tapi, ada sebagian rakyat yang memilih untuk tidak memilih, bukan karena mereka buta dengan hal-hal yang berbau politik, namun karena mereka takut dan cemas untuk memilih, karena setiap pilihan akan dimintai pertanggung jawabannya, terlebih memilih pemimpin yang tidak berdasarkan islam dan tidak berkomitmen untuk menerapkan islam kaaffah.
Tidak memilih memang bukan solusi, tapi bagi mereka ikut memilih juga bukan solusi, malah menambah masalah disebabkan tanda ridho dipimpin dengan landasan yang tidak islam, sebab itu kita harus cerdas berpolitik.
Allah berfirman (QS al Maidah 50) “Apakah hukum jahiliyyah yang kau kehendaki, hukum apakah yang lebih baik dari pada hukum Allah  bagi orang-orang yang yakin.” 
Cukup jelas peringatan Allah kepada kita, 93 tahun sudah dipimpin dengan sistem yang tidak islam, sudah sekian lama syariat islam dilupakan, dan dengan ikut pesta demokrasi (Pilkada) sama halnya dengan memperlama penderitaan dan jauh diri dari rahmat Allah sebab Islam Rahmatan lil alamiin, tapi kapan kita rasa, bila masih berjuang dengan landasan yang bukan dari islam. Mari bersama, berjuang tegakkan khilafah. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment