RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Akulturasi budaya antara Tionghoa dan Pribumi menjadi sangat penting di tengah kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang semakin terpuruk.
Hal inilah yang menjadi pesan inti film Ati Raja yang dibintangi oleh Stephani Andries, Jennifer Tungka, Fajar Baharudin dan Chesya Tjoputra yang diputar dalam nobar di bioskop 21 Blok M Square, Jakarta Selatan, bertepatan dengan hari pahlawan, Ahad (10/11/2019).
Kepada Radar Indonesia News, Jennifer, salah seorang pemeran dalam film tersebut mengatakan, Ati Raja adalah sebuah film yang mengangkat kisah perbedaan suku, hubungan masyarakat pribumi dan masyarakat Tionghoa pada tahun 1906, di awal abad 20.
Dengan visual dan backsound yang apik, Ati Raja yang naskah ceritanya ditulis oleh Shaifuddin Bahrum ini menampilkan bingkai cerita seputar konflik antar suku, budaya dan hubungan asmara dua sejoli yang tidak direstui keluarga.
Ati Raja menyajikan tema tema sosial terkait kultur dan budaya Tionghoa -pribumi yang hingga sekarang masih terjadi. Namun begitu, sudah mengalami perubahan yang cukup baik dan signifikan.
“Sekarang sudah agak berubah meskipun masih ada benteng.” Ujar Jennifer kepada Radar Indonesia News di Bioskop 21, Blok M, Jakarta Selatan, Ahad (10/11/2019).
Jennifer menambahkan, pespektif masyarakat sekarang sudah berubah. Sebagai mahluk kita harus bersosialisasi. Kita tidak bisa hanya bergaul sendiri.
“Semua bergantung dengan diri dan persepsi kita masing masing.” Tegas Jennifer yang mengaku tidak mengalami persoalan kultural dengan masyarakat pribumi.
Jennifer dapat mengatasi persoalan perbedaan suku dan agama karena sering netting untuk mencari tahu dan mendalami bagaimana bergaul dengan masyarakat pribumi.
“Tidak semua orang pribumi berpikir buruk. Sekarang ini masyarakat pribumi sudah berpikir terbuka dan respek terhadap masyarakat Tionghoa. Masyarakat pribumi itu hidup berbeda suku dan agama tapi mereka saling menghormati.” tegas Jennifer.
Dalam film Ati Raja yang diangkat dari kisah perjuangan peranakan Tionghoa Bugis, Makassar ini, Aba Coi mengatakan, sebagai Tionghoa yang makan dan minum dari bumi Makassar sepatutnya tidak lagi mengatakan sebagai orang Tionghoa tetap orang Makassar.
Menanggapi kutipan verbal Aba Coi dalam film tersebut, Jennifer setuju dan meskipun dirinya tinggal di Jakarta, Jennifer tetap mengakui bahwa dirinya adalah orang Makassar.
“Saya tinggal di Sulawesi, Makassar. Sudah mendarah daging. Meskipun saya tinggal di Jakarta, saya tetap orang Makassar. Saya hanya menumpang di Jakarta.” ujar Jennifer .
Jennifer yang juga keturunan Tionghoa ini berharap film Ati Raja dengan misi kebesaran jiwa yang disiapkan selama dua tahun ini dapat diterima oleh bukan saja masyarakat Makassar tetapi juga masyarakat Indonesia.[]
Comment