Muhammad Ibrahim Hamdani*: Museum Nabi Muhammad SAW,  Terobosan Baru Hubungan Indonesia – Arab Saudi

Opini626 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam rencananya akan dibangun di Cimanggis, Depok, dalam kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), pada tahun 2020. Langkah diplomatik ini menjadi terobosan baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi. Museum ini akan dibangun oleh Liga Dunia Islam atau Rabithah al-Alam al-Islami bekerja sama dengan Yayasan Waqaf as-Salam Makkah al-Mukarramah, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Para pihak itu telah menandatangani Nota Kesepahaman Tentang Pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW di Indonesia pada Selasa (30/9) di kantor Rabithah al-Alam al-Islami, Jeddah, Arab Saudi. Artinya Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud telah memberikan kepercayaan langsung kepada Indonesia. Indonesia menjadi negara pertama di luar Arab Saudi yang menjadi lokasi pembangunan Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW. Bahkan museum ini menjadi yang pertama dan terbesar di luar Arab Saudi dengan area seluas 50.000 meter persegi. Padahal ada 24 negara lainnya yang juga mengajukan permintaan serupa kepada Arab Saudi.

Terobosan baru yang dipimpin oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) DMI, Syafruddin, selaku ketua tim perumus, menjadi bukti suksesnya langkah-langkah diplomatik Indonesia. Apalagi Syafruddin juga mengemban amanat selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB). Terobosan baru itu berupa pengunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW, yakni wahana modern tiga dimensi, hologram, dan layar sentuh (touch screen).

Teknologi modern ini akan menampilkan silsilah keluarga, perilaku dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, serta kitab suci al-Qur’an dan kitab-kitab hadits Nabi Muhammad SAW. Museum ini juga akan menampilkan miniatur Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan kediaman Nabi Muhammad SAW dalam skala tertentu, sesuai ukuran aslinya. Termasuk rekonstruksi kondisi kota Mekah al-Mukarramah dan kota Madinah al-Munawwarah pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam bentuk teknologi tiga dimensi, hologram, dan layar sentuh.

Terobosan baru Menteri Syafruddin juga didukung oleh posisi strategis Indonesia di dunia Islam. Pertama, Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Menurut Sensus penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) RI, tercatat ada 207.176.162 jiwa penduduk Muslim. Jumlah ini mencapai 87,18 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 jiwa.

Kedua, menurut data Kementerian Agama RI, Indonesia adalah pemilik kuota haji terbesar di dunia dengan jumlah 221.000 jamaah pada tahun 2017 dan 2018, serta 229.613 jamaah pada tahun 2019. Hal ini sesuai dengan kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Amman, Yordania, pada tahun 1987. KTT OKI sepakat bahwa dari 1.000 orang penduduk Muslim di suatu negara, hanya 1 orang yang berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji.

Ketiga, posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah masjid dan musholla terbesar di dunia. Menurut perkiraan Wakil Presiden (Wapres) RI, Muhammad Jusuf Kalla, terdapat sedikitnya 800 ribu masjid dan musholla di seluruh Indonesia. Wapres Jusuf Kalla juga mengemban amanat sebagai Ketua Umum PP DMI masa khidmat 2017-2022.

Keempat, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Raja Salman. Kondisi ini terbukti dari kunjungan kenegaraan sekaligus liburan Raja Salman ke Jakarta, Bogor dan Bali, pada 1-12 Maret 2017, dengan total rombongan 1.500 orang. Khadimul Haramain itu juga mengeluarkan dekrit pada September 2018. Dekrit ini berisi penetapan Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam Festival Janadriyah ke 33 di Riyadh, Arab Saudi. Dalam festival yang berlangsung sejak 20 Desember 2018 hingga 9 Januari 2019 itu, Indonesia menempati lahan pameran seluas 2.500 meter persegi.

Kelima, Indonesia berhasil terpilih sebagai tamu kehormatan dalam World Franchise Exhibiton (WFE) 2019. Pameran produk-produk franchise berskala internasional ini telah diselenggarakan pada 27-29 April 2019 di Dhahran International Exhibition Centre, Kota al-Khobar, Arab Saudi.

Keenam, Indonesia merupakan salah satu dari hanya tiga negara OKI yang menjadi negara anggota G-20 (Group of Twenty) atau Kelompok 20 Ekonomi Utama Dunia. Negara OKI lainnya yang menjadi anggota G-20 ialah Arab Saudi dan Turki.

Ketujuh, Indonesia dan Arab Saudi memiliki kebijakan politik luar negeri yang sama, yakni tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Selain itu, pembangunan Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam juga bertujuan untuk memperkuat diplomasi pendidikan Indonesia di kancah global. Itu sebabnya lokasi pembangunan museum ada di dalam kampus UIII, Cimangis, Depok. Melalui diplomasi pendidikan, Indonesia ingin memperkuat eksistensinya sebagai negara yang menjadikan pemahaman Islam Moderat (wasathiyyah) dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai arus utama pemikiran masyarakat Muslim di Indonesia. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi citra dan stigma buruk Indonesia sebagai negara pengekspor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Sektor Domestik (Asisten Rumah Tangga) ke Arab Saudi.

*Alumni Pascasarjana Program Studi (Prodi) Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI)

Comment