Zulyana Akhsan*: Tangisan Perempuan

Opini648 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Melati menerawang, merekam jejak kenangan empat puluh tahun hidupnya. Dadanya serasa penuh dan nafasnya sempit tiba-tiba. Telaga di matanya memanas dan pelan air mata itu tumpah, menuruni lereng pipinya yang tirus. ‘Allah, kuatkan aku. Biarkan kujalani, jangan pernah akhiri kalau memang ini adalah yang terbaik bagiku. Tapi kumohon kuatkanlah aku menghadapi semua ini, berikan aku kesabaran ekstra agar senantiasa berlapang dada.’

“Bunda nangis?” tanya sebuah suara kecil yang langsung merangkulkan lengan mungilnya ke leher melati.

Melati menoleh dan mendapati sepasang mata bulat bening itu menatapnya tampa kedip.

Melati merengkuh pemilik netra indah itu dalam dekapannya. Menciumi ubun-ubunnya juga wajahnya.

“Bunda sedih kenapa?” tanyanya dengan polos, masih di dalam dekapan Melati

Melati melepaskan dekapannya dan tersenyum menatap wajah anak tiga tahunan itu, airmatanya masih mengalir dan semakin deras ketika wajah yang begitu disayanginya ini dengan heran menuntut jawaban.

“Bunda bahagia karena Habib sudah hapal alfateha, bunda menangis karena anak bunda sudah bisa menghapalkan ayat Allah… ” kata Melati setengah berbohong.

Habib sudah bisa melantunkan surat alfateha dengan lancar, bahkan dengan artinya. Melati terharu melihat anak tiga tahun dua bulan itu begitu semangat menghapal ayat demi ayat.

Namun dibalik itu Melati merasa teriris, karena di saat buah hatinya begitu gigih belajar sholat dan menghapal ayat demi ayat, imamnya makin sering meninggalkan sholat.

“Benaaaar? Bunda tidak bohong kan?” kejar sosok mungil itu lagi sambil menghapus airmata melati dengan punggung tangannya.

Melati tergugu, kembali memeluk buah hatinya. Batinnya merintih namun kekuatan itu muncul saat ia mendekap Habib.

‘Alhamdulillah ya Rabb, kau berikan pada hamba penghiburan yang sempurna. Dibalik kesedihan yang juga luar biasa. Kuatkan hamba Ya Allah. Kuatkan hamba. !”

Itulah perempuan, menangis bukan hanya karena bersedih tapi juga karena bahagia. Perempuan adalah madrasah pertama bagi generasi, hatinya lembut sekaligus bisa keras dalam waktu yang sama.

Bahunya dapat memikul ribuan beban dan tangannya mampu melakukan jutaan pekerjaan. Allah menciptakannya dari tulang rusuk tapi ia mampu berperan dengan baik menjadi tulang punggung.

Itulah perempuan yang airmata adalah senjata terakhirnya, perempuan menangis buat mengeluarkan beban di dada. Perempuan menangis buat mengurai berbagai rasa juga asa yang tersisa.

Dua tempat tangis diamnya, di hadapan rabbnya di waktu sholat malamnya dan di dalam dekapan orang yang dicintai dan mencintainya.

Airmata perempuan akan segera terurai menjadi labuhan kebahagiaan saat airmata yang menetes menuai pelukan, bahkan satu pelukan saja. Jadi jangan pernah ragu memeluk perempuanmu duhai lelaki.

Perempuan adalah mahkluk ajaib yang mampu memaafkan hanya dengan satu kata maaf walau berkali sudah dihancurkan juga dikecewakan. Maka minta maaflah duhai lelaki setiap hari pada perempuanmu karena kau tidak pernah tau apa yg sudah kau lakukan padanga setiap harinya.

Itulah perempuan, yang memiliki telaga maaf tak terbatas. Karena Allah menciptakannya dengan kadar yang pas. Allah menciptakan buat pendamping bukan buat memimpin juga terzalim.

Hargai perempuanmu inshaaAllah bahagialah hidupmu karena airmata perempuan adalah doa yang terlantun dalam diam yang mungkin saja langsung diijabah oleh Allah…

Kalau kau laki-laki, jangan pernah kau buat perempuanmu menangis karena ia sudah menangis maka tidak akan ada lagi ketenangan. Karena saat jantung sudah sakit maka semua organ yang lain akan kesulitan mendapatkan suplay darah.

Jantung rumah tangga adalah perempuan, maka itu jagalah dan rawatlah perempuanmu dengan baik, jangan biarkan ia mengeluarkan airmata karena kebanyakan airmata perempuan adalah karena lukanya sudah tidak tertahankan.

“DIA menciptakan untuk kalian istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih sayang di antara kalian.
(QS : Ar Rum : 21)

*Member Akademi Menulis Kreatif. (AMK)

Comment