Siti Rahmah, Penulis |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Gaes, pernah nggak sich kamu merasa bangga dengan agama mu? Pernah nggak sich kamu merasa bersyukur terlahir menjadi seorang muslimah? Jika rasa bangga dan syukur itu belum ada, maka kamu wajib pantengin tulisan ini. Kamu akan dapat alasan kenapa kamu harus bangga dengan Islam, kenapa kamu harus bersyukur menjadi muslimah. Kalau alasan itu sudah kamu dapatkan maka kamu akan merasa bahwa Islam adalah anugerah terindah untuk kamu, ya kamu sholihah.
Kalau kamu pernah sedikit saja melirik ke sejarah masa silam. Maka kamu akan mendapatkan gambaran bagaimana hinanya peradaban masa lampau dalam memperlakukan perempuan. Contohnya peradaban Yunani, Romawi dan Arab jahiliyah maka kamu akan mengetahui betapa posisi kehidupan wanita yang selalu dicibir.
Dahulu kala bangsa Yunani menganggap bahwa wanita adalah seperti barang bekas, yang tidak berharga sama sekali. Habis daya gunanya maka barang tersebut pun dibuang. Tidak jauh berbeda dengan Yunani, bangsa Romawipun menganggap bahwa wanita adalah objek pemuas nafsu seksual semata. Keberadaan wanita tidak lebih dari sekedar untuk pelampisan seksualnya saja.
Sejalan dengan peradaban Yunani dan Romawi, bangsa Arab jahiliyah tidak kalah sadis dalam memperlakukan wanita. Arab jahiliyah memandang keberadaan dan kelahiran bayi perempuan sebagai aib. Keluarga akan merasa malu ketika yang lahir itu anak perempuan. Saking tidak mampu menahan rasa malu maka tidak sedikit dari bangsa Arab jahiliyah yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya yang baru lahir.
Berbeda jika yang lahir itu adalah anak laki-laki maka mereka akan merasa bahagia dan berbangga diri. Luapan kebahagiannya mereka ekspresikan dengan mengadakan pesta selama tiga bulan berturut-turut. Anak laki-laki yang lahir pada masa jahiliyah adalah kebanggaan orangtuanya karena menurut mereka, anak laki-laki bisa menjadi penerus orangtuanya, bisa membalaskan dendam orangtuanya dan bisa dilatih untuk berperang.
Penderitaan wanita di masa jahiliyah tidak hanya berhenti sampai disitu. Kalaupun mereka berhasil tumbuh hingga dewasa, maka mereka akan diperlakukan begitu hina. Seperti contohnya dalam berpakaian, kebiasaan wanita Arab jahiliyah tidak berbeda jauh dengan wanita barat saat ini dimana mereka mengenakan pakaian minimalis hanya menutup bagian vital (kemaluan dan dada) saja. Realitas ini bisa menepis anggapan bahwasanya pakaian muslimah saat ini bukanlah budaya Arab. Karena pakaian Arab jahiliyah itu justru lebih menyerupai pakaian wanita barat saat ini.
Bagaimana dengan sisi pergaulannya? Wanita Arab jahiliyah tidak memiliki hak menentukan pendampingnya sama sekali. Di masa jahiliyah keluarga yang memiliki anak perempuan yang sudah gadis maka dia akan memasang bendera putih didepan rumahnya. Ini menjadi simbol kalau rumah tersebut memiliki anak perawan yang siap digauli. Setelah dipasang bendera putih maka datanglah laki-laki untuk menggauli gadis tersebut. Orangtua gadis ini akan memilih sepuluh laki-laki yang mendapat hak menggauli anak gadisnya. Dari sepuluh laki-laki tersebut dibiarkan masuk ke rumah dan bergiliran menggauli sang gadis.
Kemudian jika gadis ini hamil dan melahirkan. Untuk menentukan siapa ayah dari anak yang dilahirkan sang gadis, maka ditempuhlah dua cara. Cara pertama, pasca melahirkan sepuluh laki-laki yang menggauli itu dikumpulkan lagi, kemudian dukun beranak akan meniman-nimang bayi sambil mencocokan wajah bayi tersebut mirip ke siapa? Jika sudah ditemukan kemiripan dengan salah satu dari kesepuluh laki-laki yang menggaulinya maka orang tersebutlah yang menjadi ayah bagi si bayi tersebut. Atau cara kedua, setelah anak beranjak sekitar tujuh tahun maka sepuluh laki-laki yang menggauli sang gadis itu dikumpulkan lagi, kemudian sang anak dilepas kepada siapa anak itu menuju maka dialah yang menjadi ayah untuk si anak.
Lain cerita jika si gadis tidak hamil setelah digauli, maka gadis ini akan dibuang karena dianggap barang bekas yang tidak berguna.
Begitulah kilasan peradaban berabad-abad silam dalam memperlakukan perempuan. Tidak ada nilai kemuliaan, yang ada justru kehinaan dan kenistaan. Hal ini pun tidak jauh berbeda dengan peradaban barat yang saat ini sedang dieluk-elukan bahkan dianut oleh berbagai negeri. Bangsa barat menjadikan wanita sebagai objek seksual semata. Hal ini nampak dalam berbagai eksploitasi yang dilakukan terhadap wanita. Hampir semua iklan produk menggunakan jasa wanita sebagai pemikat dan benar adanya cara ini dianggap tepat karena omset pun melesat naik. Dalam kondisi ini wanita hanya dilihat dari penampakan luar dan menjadi sasaran empuk eksploitasi demi kepentingan para pengusaha.
Bertolak belakang dengan peradaban Romawi, Yunani, Arab jahiliyah dan Barat saat ini. Islam datang untuk memuliakan perempuan dengan penjagaan hukum syaranya. Islam melindungi dan mendudukan perempuan dalam posisi paling mulia yaitu sebagai ummun wa robbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Islam melindungi wanita dengan penjagaan syariat Islam, seperti cara berpakaian, menutup aurat melindungi keindahan tubuhnya agar tidak menjadi santapan mata-mata lajang yang siap menikam.
Islampun menurunkan aturan untuk wanita supaya menjaga pandangan, jaga iffah (kehormatan), tidak melakukan safar sendirian tapi harus disertai mahram. Semua penjagaan itu Islam berikan untuk melindungi kehormatan dan menjamin keamanan wanita.
Begitupun dengan fungsi dan posisi yang begitu mulia yang tidak sanggup diberikan peradaban manapun selain Islam. Islam menempatkan istri dan ibu sebagai makhluk yang begitu mulia. Bahkan sebagai bentuk kemuliaan Allah mengabarkan surga yang begitu agung dan indah itu ada dibawah telapak kaki ibu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits. Pada masa Nabi Muhammad SAW, Mu’awiyah bin Jahimah, dimana beliau pernah mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya : “Ya, Rasulallah. Aku ingin ikut dalam peperangan, tapi sebelumnya Aku minta pendapat Anda”. Rasulullah SAW bertanya, ”Apakah kamu masih punya ibu?”. “Punya”, jawabnya. Rasulullah SAW, ”Jagalah beliau, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua telapak kakinya”. (HR. An-Nasai, Ahmad dan Ath-Thabarani)
Atau keterangan hadits lain ketika suatu saat Rasululloh SAW pernah ditanyai seseorang : “Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus paling saya taati di dunia ini ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu”, “lalu siapa lagi Ya Rasulullah??” Rasul menjawab : “Ibumu”, “kemudian setelah itu siapa lagi Ya Rasul?” orang itu bertanya lagi, Rasul menjawab: “Ibumu”, orang itu bertanya lagi, “kemudian siapa lagi Ya Rasul?”, Rasul menjawab: “bapakmu” (Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim).
Begitulah Islam datang dengan segala karunia keindahan dan menjadi anugerah terindah bagi wanita. Adakah peradaban yang memuliakan wanita melebihi kemuliaan yang diberikan Islam? Bangga menjadi muslimah karena Islam adalah anugerah terindah untuk muslimah.[]
Comment