Ana Nazahah |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Untuk meraih iman dan ketakwaan, kiranya kita patut belajar dari mereka para Pejuang Islam. Belajar bagaimana mengikat iman, agar terus bersemayam di dada. Tetap kokoh berdiri, percaya diri, sebagai Muslim sejati. Tak peduli hinaan, makian dan cibiran. Kepada mereka, yang demi iman, nyawa pun mereka pertaruhkan.
Terutama adalah para Nabi dan RasulNya, para sahabat dan sahabiaat. Para Imam dan Syaikh, para kekasih Allah. Juga mereka yang hingga detik ini berjuang menegakkan agama Allah tanpa henti. Tak peduli zaman telah berganti. Tak peduli berapa banyak musuh menghalangi. Mereka tetap stiqah pada jalan kebenaran, kokoh berdiri. Karena yakin, kebenaran akan mengalahkan kebatilan.
Jalan hijrah ini, tak selamanya dilalui dengan pahit. Kadang juga ada manis. Air mata dan bahagia itulah makna kehidupan. Allah hendak menguji siapa diantara kita yang ikhlas dan sabar.
Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Albaqarah : 155)
Begitulah Allah, hendak menguji iman setiap hamba. Dan bagi yang sabar melaluinya, Allah akan memberikan kabar gembira berupa Surga.
Ya, karena setelah musim gugur akan ada musim semi. Setelah hujan akan hadir pelangi. Setelah malam akan ada pagi. Setiap penderitaan ini, akan Allah balas dengan Jannah-Nya nanti. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Yang Allah sediakan bagi mereka yang memegang amanah dan janji.
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Ali-Imran : 133)
Terkadang bukan hanya kepahitan yang mengguncang iman, tetapi juga manisnya dunia yang merayu untuk dinikmati. Menawarkan kebahagian dunia yang melenakan. Nikmat yang mampu menentramkan nurani. Lezatnya mampu membius hati. Dari pada harus tersiksa di jalan takwa, beratnya seperti menggegam bara api.
Namun Di sini, kita harus selalu camkan di dalam hati. kesenangan dunia ini hanya sementara. Penuh kepalsuan dan tipu daya. Melenakan namun berakhir pada kesengsaraan, karena melanggar fitrah sebagai manusia. Sekaligus mendatangkan musibah yang tidak hanya didatangkan saat di dunia, namun yang lebih dahsyat ditangguhkan Allah di akhiratNya.
Allah SWT berfirman:
وَ مَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗ وَلَـلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّـلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” (Al-An’am 6 : Ayat 32)
Karena itu, belajarlah kepada mereka para pejuang agama Allah, jejaki langkah mereka. Agar hijrah kita tidak salah arah. Demi mencapai kehidupan yang lebih berkah.Wallahu’alam.[]
Comment