Muhamad Abizar Zuraish |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Siapa yang tidak kenal dengan organisasi yang satu ini? Ya, organisasi dengan sekumpulan orang muslim dengan ciri khas seragam putih-putih, Front Pembela Islam atau yang lebih dikenal dengan singkatannya, FPI.
Ormas ini dicetuskan oleh DR. Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab, LC, M.A, seorang ulama asli Indonesia yang sekarang mendapat gelar sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia. Gelar itu dinobatkan oleh para pencinta dan pendukung perjuangan beliau saat kasus penistaan agama Islam oleh Ahok dua tahun lalu. Beliau mengumpulkan umat Islam dari seluruh pelosok negeri hingga melebihi 7 juta dan 11 juta orang pada kesempatan lain di Monas. Oleh karena itu sangat tepat bila DR. Habib Muhammad Rizieq Shihab diberi gelar sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia.
Habib Rizieq Shihab adalah seorang tokoh nasional yang sangat berpengaruh di kalangan keturunan Hadrami di Indonesia. Ayahnya, Sayyid Husein adalah pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia sekaligus seorang agitator terkemuka saat perlawanan terhadap penjajahan Belanda di Indonesia.
FPI sendiri lahir dan dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1998 oleh para ulama dan habaib di halaman Pondok Pesantren Al Um, Ciputat. Organisasi yang sangat banyak kontroversi ini sangat menekankan ajaran Islam terutama pada Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
FPI terdiri dari beberapa bagian atau sekte-sekte dan setiap sekte itu mempunyai keahlian atau berada di bidangnya masing-masing seperti LPI sebagai Laskar Pembela Islam. Dari nama laskarnya saja kita sudah tahu apa kerja dari LPI ini. Sebagaimana yang sering kita lihat baik di media elektronik maupun cetak dan juga portal online, laskar ini adalah bagian dari FPI yang bertugas memberantas tempat-tempat maksiat, aliran Islam sesat dan memberantas apapun yang menyimpang menurut agama Islam dan Pancasila. Karena aktivitas dan sepak terjangnya itu, mereka yang tidak suka dengan LPI kemudian memberi label negatif kepada FPI.
Namun begitu, FPI sangat peduli dengan rakyat Indonesia. FPI selalu tampil dalam setiap bencana dan mereka turun membantu bukan saja secara fisik tetapi juga dalam penggalangan dana untuk para korban bencana.
Ini dibuktikan dengan tampilnya FPI yang sering kita lihat di lampu merah atau persimpangan jalan mengenakan seragam putih sambil memegang kotak terbuat dari kardus untuk penggalangan dana dari masyarakat dan pengguna jalan. Semua dikerahkan mencari dana untuk para korban. Setelah dirasa cukup atau diberi komando, FPI dan LPI ini menyalurkan kepada HILMI (hilal merah), ini adalah sekte dari FPI yang turun langsung untuk membri bantuan kepada korban bencana.
Berapa sih gaji anggota FPI? Bagaimana sampai rela dan mau melakukan itu? Mungkin ini adalah pertanyaan yang banyak muncul di masyarakat yang belum begitu mengenal FPI. Menurut Abdul Azis, salah seorang Bendahara Front Pembela Islam DPC Mampang Prapatan, mengatakan bahwa FPI sama sekali tidak ada gaji.
Fungsi bendahara di FPI ini menurut Abdul Aziz hanya sebatas menyimpan uang kas anggota FPI. Para anggota bayar setiap bulan lalu uang kas tersebut digunakan untuk konsumsi saat piket atau tugas berjaga di Markas Besar FPI dan juga untuk anggota yang sakit atau terkena musibah.
Semua anggota itu tergerak karena panggilan hati dan tidak memikirkan soal gaji. Intinya, anggota FPI bekerja ikhlas tanpa pamrih, karena Allah semata. Bahkan untuk seragam, anggota FPI harus merogoh kocek pribadi. Ikhlas inilah yang menjadi sumber gerak FPI di semua lini gerakan.
Di FPI, yang penting melaksanakan syariat Islam dengan amar ma’ruf nahi munkar. Meski begitu, tidak sembarang orang bisa menjadi anggota. Ada perjanjian-perjanjian tertulis sebagai prasyarat keanggotaan. Tidak sembarangan dan asal terima saja semua orang untuk menjadi anggota FPI.
Dalam kiprahnya di bidang politik dan pilpres 2019, FPI sebenarnya netral, tidak membela salah satu pihak. FPI hanya menlai mana yang lebih banyak maslahat untuk umat Islam dan sedikit mudharatnya, itulah yang dikomandokan.
Bila FPI mendukung satu pihak dan ternyata pihak itu membohongi dan menzalimi umat Islam serta tidak menepati janji-janjinya, FPI tidak segan-segan sebagai garda terdepan untuk menjatuhkan kembali si pendusta tersebut.[]
Penulis: Muhamad Abizar Zuraish
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, semester V
Comment