Penulis: Angesti Widadi, Guru
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Melansir dari detik.com, Distrik Amuma di Kabupaten Yahukimo wilayah Papua Pegunungan dilanda bencana kelaparan yang diduga penyebabnya karena faktor alam seperti kekeringan dan bencana longsor.
Menurut informasi yang diperoleh dari tim tanggap darurat Pemda Yahukimo tercatat 24 orang meninggal dunia di distrik Amuma sejak bulan Agustus 2023 – saat ini. Penyebab telah diketahui meninggal dunia karena sakit yang bervariasi akibat bencana kelaparan.
Didimus, Bupati Yahukimo tidak memungkiri terkait kebenaran bencana kelaparan yang melanda wilayahnya. Menurutnya hal itu wajar lantaran faktor alam seperti cuaca extrem dan bencana longsor seperti ditis CNNindonesia (02-12-2023).
Kondisi cuaca extreme membuat tanah Papua menjadi kering dan tumbuhan menjadi layu sehingga terjadi gagal panen. Dipicu dengan bencana longsor membuat penderitaan makin bertambah bagi warga papua sedangkan hidup harus terus berjalan.
Pendistribusian makanan pun terkendala karena hanya bisa dilalui oleh pesawat. Bantuan makanan yang datang oleh lembaga kemanusiaan di Papua hanya berupa beras, mie, dan biskuit yang tidak dapat mencukupi kebutuhan primer warga Papua.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Papua merupakan wilayah yang sangat kaya raya dengan tambang emas Freeport yang berlimpah, miliaran ton tembaga, dan jutaan ton perak sebagaimana ditulis Data Freeport (2021).
Papua juga kaya dengan minyak dan gas. Kementerian ESDM mencatat Papua dapat menghasilkan triliyunan dolar per tahun. Sungguh betapa Papua merupakan wilayah yang kaya raya!
Sayang beribu sayang, semua itu hanya percuma. Asing dan jaring oligarki sudah menguasai wilayah yang indah dan berlimpah dengan sumber daya alam. Sehingga warganya bak itik mati di lumbung padi. Betapa kita telah mengetahui bahwa seluruh sumber daya alam di Papua telah dikuasai oleh asing.
Pemerintah dan lembaga kemanusiaan di Papua juga tidak dapat berbuat banyak selain memberi bantuan cuma-cuma yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer warga di sana. Apa yang dapat dipenuhi dari mie instan dan biskuit? Sungguh keadaan yang sangat miris!
Semua ini dapat terjadi di negeri terjajah. Penjajah dengan rakusnya merampas semua kebutuhan milik rakyat dan membunuhnya secara perlahan. Tidak ada yang bisa mengusir penjajah kecuali dengan mengganti sistem dan memilih kepemimpinan yang memihak rakyat.
Kapitalisme yang berasal dari Barat dan saat ini diterapkan di seluruh penjuru dunia termasuk wilayah Papua sudah di design untuk menguntungkan pihak asing dan sehingga seluruh warga yang hidup di dalamnya hanya mendapat pahit saja.
Sudah saatnya kita terlepas dari penjajahan ini dengan mengganti sistem dan kepemimpinan yang baru. Sistem yang berasal dari Allah yang maha sempurna. Mengikuti jejak kepemimpinan Rasulullah yang sudah terbukti berhasil membuat seluruh makhluk di muka bumi hidup sejahtera damai sentosa dalam catatan sejarah.
Kiranya benarlah dalam firman Allah yang tertulis dalam Al-Quran: “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. ” ( TQS Al-Anbiya: 107). Wallahu a’lam bis showwab.[]
Comment